Monday, August 25, 2008
TIPS DI MASJIDILHARAM
Selama musim haji, Masjidilharam itu ramai terus selama 24 jam. Dikunjungi ratusan ribu jamaah. Mesjid
ini terbuka terus tanpa henti. Subhanalloh.
o Sungguh suatu rahmat yang luar biasa bagi
jamaah haji yang punya kesempatan beribadah
di Masjidilharam. Jamaah bisa melakukan
salat, membaca Al-Qur'an, tawaf, sai, i’tikaf,
atau ibadah lainnya yang terasa sangat
menenteramkan. Pahala salat di Masjidilharam
adalah 100.000 kali dibanding di mesjid biasa.
Jangan sia-siakan kesempatan ini.
o Masjidilharam mempunyai banyak pintu yang
diberi nama, nomor, dan ada yang diberi kode
warna. Jangan lupa, bila memasuki
Masjidilharam agar mencatat nomor atau nama
pintunya karena begitu luasnya mesjid ini.
Kalau tidak, kita bisa nyasar ketika pulang ke
pemondokan.
o Di Masjidilharam yang begitu luas, laki-laki
bercampur dengan wanita tak bisa sepenuhnya
terkontrol. Kadang ada saja wanita yang nyelip
di barisan laki-laki yang berakibat “diusirnya”
jamaah tersebut oleh askar (polisi keamanan)
mesjid, meskipun ada juga yang lolos dari
pengamatan. Daripada mengambil risiko,
mendingan Anda berpisah dari awal. Pria
berjalan bersama teman pria begitu juga
sebaliknya. Kalau pulangnya mau bersamasama,
berundinglah di mana nanti akan bertemu
setelah selesai salat, misalnya di pintu nomor
9, atau tempat khas lainnya.
o Banyak tempat wudu di sekitar Masjidilharam.
Tapi karena luasnya maka jaraknya rata-rata
jauh dari tempat kita duduk. Sangat merepotkan
bagi orang yang sering pergi ke toilet. Tapi ada
beberapa tempat wudu yang areanya lebih
dekat dengan lokasi ibadah. Sempatkan melihat
dulu peta Masjidilharam yang ditempel di
dinding atau tiang unuk mengetahui tempattempat
strategis.
o Di sekeliling Ka’bah atau di Masjidilharam,
sebaiknya kita selalu duduk di atas sajadah
untuk menghindari orang lain (dari negara lain)
duduk “seenaknya” di depan kita. Jangan heran,
tak jarang saat waktu salat di pelataran Ka’bah
(sekeliling Ka’bah) tiba-tiba ada orang asing
duduk di depan kita sehingga kita bakal
kesulitan kalau waktu salat berlangsung. Ini
lebih sering terjadi pada puncak musim haji,
saat dua jutaan orang diseluruh dunia sudah tiba
di Mekah. Kita harus siap menghadapi hal
semacam itu.
o Pada saat puncak musim haji, tak jarang saat
kita salat ada orang lewat “seenaknya” di depan
kita, seperti tak mengetahui bahwa ada orang
sedang salat. Para jamaah pun sepertinya sudah
memaklumi hal ini. Tapi upayakan, kita jangan
melakukan hal seperti itu.
o Tak jarang pula ada jamaah melangkahi orang
sedang salat sambil memegangi kepala yang
sedang sujud.
o Dalam kondisi puncak begini, siapkan mental
agar tidak mudah stres, marah, jengkel, cepat
tersinggung, dsb. Ingat, salah satu tugas kita di
sana adalah beribadah dan melatih kesabaran
kita.
o Jangan membawa benda-benda tajam seperti
pisau, silet, cutter, gunting (kecuali gunting
kecil untuk tahallul) saat masuk ke
Masjidilharam. Sebab bila tas diperiksa
kedapatan membawa barang-barang itu, akan
diambil askar.
o Bila tak terburu-buru, jangan keluar dari
Masjidilharam begitu bubaran salat. Tunggulah
sekitar seperempat jam supaya tak ikut
berdesak-desakan. Apalagi kalau pulangnya
harus melewati eskalator yang amat padat.
o Lampu merah di pinggir jalan berarti
kendaraan tak boleh jalan. Di Masjidilharam, kalau
lampu pintu masuk berwarna merah artinya jamaah
tak boleh masuk ke pintu mesjid itu, berhubung
mesjid sudah penuh. Kalau hijau, sebaliknya.
Akibatnya mesjid pun di setiap pintunya
diberi lampu merah sebagai tanda “Silakan
mencari pintu masuk lain” atau “Kalau sudah penuh
betul, silakan sholat di tangga masjid… Ya, tak jarang jamaah sholat hanya berdiri di tangga karena tempat duduk sudah penuh. Ada 129 pintu
dilengkapi dengan lampu penunjuk berwarna merah
dan hijau.
Selengkapnya bisa dilihat di:
Buku “Tips praktis Umrah & Haji”
(Ha Halim Ibnu Hafidz).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment